Wahana Ekspresi Mahasiswa Hukum

Friday, September 29, 2006

Feature

TAK HIJAU LAGI KAMPUSKU

Oleh : Berlianto


Terdengar suara gergaji meraung-raung dan gemuruh pohon tumbang. Ada apa gerangan? hatiku membatin. Langkah kaki kupercepat menuju pelataran parkir. Iya, suara itu bukanlah dari hutan, tetapi dari pelataran parkir. Sungguh membuat suasana kuliah tidak kondusif. Sesampainya disana, aku hanya bisa terperangah melihat apa yang terjadi. Satu persatu pohon bertumbangan mencium kaki bumi. Daun berguguran. Pohon-pohon hijau yang terkadang menyejukan mataku disaat penat, mulai saat ini tak akan ada lagi. Tak ada lagi gemerisik daun-daun yang menjadi teman di tengah kejumudan kuliah. Semua itu berganti dengan puluhan batu blok.
Mataku menyapu seluruh sudut kampus. Di sebuah sudut gedung A kulihat teman-teman yang sedang, tampaknya, menikmati pemandangan tersebut. “Assalammualaikum, ada pa’an nih, kok pohon-pohon di tebangin?” tanyaku tanpa menunggu jawaban atas salamku yang membuatku tampak seperti orang bodoh. “Perluasan tempat parkir”, sahut salah seorang dari mereka. “Wah, sayang banget. Di halaman parkir belakang juga udah ditebang buat perluasan lahan parkir. Disini juga. Makin panas aja bumi ini”, aku mencerocos tanpa bisa dikendalikan. “Iya nih, udah berisik, bikin panas pula”, sahut Febri. “Ya beginilah kalo deru pembangunan udah masuk kampus”, balas Rio. Sesaat kuterdiam, anganku pun menerawang jauh ke “alam” 2 tahun yang lalu.
Dua tahun yang lalu, aku hanyalah seorang Mahasiswa baru dikampus ini. Suasana saat itu sangatlah berbeda. Pohon-pohon hijau bertebaran dikampus ini, Sapuan angin di siang hari sangatlah menyejukan dan berbeda dengan daerah asalku. Di tempat asalku, pohon-pohon telah berubah menjadi bebatuan kokoh menjulang tinggi bak perlambang kemakmuran dan kemajuan pembangunan, katanya. Derasnya derap langkah pembangunan tidak lagi meninggalkan sejengkal tanah untuk rimbunnya dedaunan. Pemandangan tak berbeda juga terjadi dengan kampusku terdahulu. Tinggi gedung tinggi, memayungi setiap langkah kaki. Tak ada taman yang dapat mengayomi diri ini disaat sengatan matahari begitu terik. Hijaunya pepohonan yang rindang untuk menghirup udara bersih tiada kudapatkan. Tapi disini, ditempat ini, semua berbeda. Semarak warna hijau terhias indah. Pantaslah kiranya kalau kampus ini bersemboyan Kampus Hijau, seperti yang tertera di spanduk-spanduk penyambutan mahasiswa baru; “Selamat Datang Mahasiswa Baru di Kampus Hijau”. Rupanya, tidak hanya jas almamaternya saja yang berwarna hijau namun juga kampus ini memang di penuhi dengan hijaunya pepohonan sejauh mata memandang. Mungkin inilah makna tersirat dalam spanduk itu, gumamku dalam hati. Aku berjalan mengelilingi kampusku yang baru. Akh, sungguh nyaman suasana kampus ini. Teriknya sinar matahari pesisir tiada kurasakan. Semua itu dapat ditutupi oleh rimbunnya pepohonan di sekitar kampus.
Temanku sempat berkelakar dengan mengubah syair dari sebuah film yang sempat booming beberapa waktu yang lalu; “Berlariku ke hutan, ketemu Unila.....” Lalu kami tertawa bersama. Walaupun hanya sekedar berkelakar dan bernada satiris, gubahan syair dari temanku bila dikaji lebih jauh mengundang makna yang sangat mendalam untuk menggambarkan suasana kampus yang dipenuhi dengan rerimbunan pohon hijau yang memberikan rasa nyaman.
Namun itu beberapa tahun yang lalu. Sangat berbeda dengan kenyataan yang ada saat ini. Pohon-pohon itu sudah berkurang satu demi satu. Panas mentari pun terasa lebih menyenngat. Desau angin pun terasa panas membakar tubuhku. Dimana lagi akan ku dapatkan, merasakan desau angin yang berbisik lembut dan sejuk. Dimana lagi kita dapat bernanung disaat panas mentari menyengat. Semua itu, kini, tak lagi kudapatkan. Apakah semboyan “Kampus Hijau” masih layak disandang oleh kampus ini? Aku tak tahu. Mungkin hanya waktu yang dapat menjawabnya.
“......lestarikan alam hanya celoteh belaka.
......lestariakan alam mengapa tidak dari dulu, saja
......jelas kami kecewa...........................................” , (Iwan Fals).
Edisi 6 Tahun Ke II / Februari 2005

0 Comments:

Post a Comment

<< Home