Wahana Ekspresi Mahasiswa Hukum

Friday, September 29, 2006

Features

Kawanku, Marbot

Oleh : Wahyu Heriyadi

Ketika aku berjalan menuju gedung A FH Unila melewati belakang gedung C, aku melihat sebuah mushala, yang memang baru!, mushalla itu bernama Attaubah. Dahulu disekitar gedung itu hanyalah sumur tua dan sepetak tanah kosong, kini berubah menjadi mushala, kemudian aku melihat ke arah gedung A belakang masih ada warung, dahulu di sebelah warung itu hanyalah wc belaka yang dikelola oleh pemilik warung itu, kini menjadi tempat tinggal kawan - kawan yang diamanahi untuk memakmurkan mushala itu. lalu ketika wajahku berpaling ke arah yang berlawanan, disana juga terjadi perubahan, menjadi tempat wudhu, tempat itu dibagi dua, yang satu untu laki laki dan satu lagi untuk perempuan.
Aku pun teringat, seorang kawan yang mengikuti seleksi menjadi penjaga mushala itu, kawan kawan biasa menyebut mereka marbot. Dengan seleksi yang lumayan ketat para calonnya harus mengikuti tes mengaji qur’an, yang akhirnya kawanku itu menjadi salah satu penjaga disana. Dari kelulusannya menjadi marbot itu dia pun mendapatkan beasiswa setiap bulannya, sungguh enak!pujiku kepada kawanku itu. Namun tanggung jawabnya besar sekali.
Kawanku itu dan beberapa rekanannya yang diamanahi itu, memiliki tanggung jawab untuk memakmurkan mushala. Kegiatannya sendiri dimulai dari subuh hingga isya', cobalah tengok atau shalat subuh disana, mereka pasti ada meskipun hanya mereka yang shalat subuh disana, aku sendiri pernah menengokinya ketika waktu subuh tiba, di saat aku pulang menginap di PKM Unila. hal tersebut pun kutemui juga pada waktu siang atau sore bahkan malam hari, mereka juga ada disana. Yang jelas mereka menginap disana, termasuk kawanku itu. Ya, sesekali dia pulang ke kostan dan kembali lagi ke mushalla ketika waktu shalat.
Bersamaan dengan mushalla itu berdiri, suasana qultum pun menggeliat di masjid itu. Biasanya dilakukan sebelum shalat dzuhur, kawanku itulah yang menjadwalkan orang yang akan kultum disana. Dimulai dari dosen-dosen hingga mahasiswa sendiri memberikan nasihat-nasihat atau petuah petuah religiusnya.
Siang hari ketika waktunya shalat, mushala itu penuh sekali, terlihat banyak orang yang shalat berjamaah disana, hingga shalat jamaahnya pun dilakukan beberapa kloter, rata rata dosen dan mahasiswa FH yang berjamaah disana, namun tidak menutup kemungkinan dari mahasiswa fakultas lain melakukan shalat berjamaah di mushala itu.
Untuk malam hari, banyak mahasiswa ekstensi yang shalat disana memang pada waktu maghrib FH Unila terasa lebih ramai, ramai dengan motor yang diparkir juga mobil mobil, sungguh ramai sekali. Namun kawanku itu pernah mengeluh ketika malam hari ada yang mengganggu, pintu di kamar para penjaga mushala itu pernah beberapa kali diketuk dan digedor orang orang iseng, dan itu dirasakan menganggu sekali. Aku pernah menyarankan untuk membawa senjata tajam untuk berjaga jaga, namun dirasakannya tidak perlu.
Memang ada enaknya menjadi seperti mereka, dapat uang bulanan, tempat tinggal gratis, listrik gratis, meskipun ruangan kecil itu ditempati sekitar tiga orang, belum lagi ketika kawan kawan yang menyempatkan diri untuk bermain atau bermalam disana, pasti dirasakan di kamar itu sangat kesempitan dan pengap. Namun yang pasti dapat membanu untuk kehidupan mahasiswa secara finansial meskipun hanya sedikit orang yang dapat terseleksi menjadi marbot, apakah anda berminat menjadi marbot?

0 Comments:

Post a Comment

<< Home