Wahana Ekspresi Mahasiswa Hukum

Friday, September 29, 2006

Laporan

BEM FH DAN PAMA FHE TURUN KE JALAN

Oleh : Berlianto


Ged. DPRD (09/3) BEM FH dan PAMA FHE beserta beberapa UPT yang tergabung dalam Forum Anti Malaysia (FAM) menggelar aksi turun kejalan menuntut sikap tegas Pemerintah terhadap krisis blok Ambalat yang menjadi sengketa antara RI dengan Malaysia.
Aksi yang dipusatkan didepan gedung DPRD Lampung dimaksudkan untuk memberikan tekanan kepada pemerintah pusat agar dapat menjaga keutuhan NKRI dari ancaman kehilangan Pulau Ambalat yang kini diklaim oleh Malaysia. Aksi yang melibatkan sekitar 33 mahasiswa Hukum ini juga sempat menarik minat sejumlah orang yang berada di jalan karena selama dalam perjalanan menuju Gedung DPRD para pendemo tidak henti-hentinya meneriakan yel-yel “Ganyang Malaysia”.
Dalam orasinya, Andri Firmansyah sebagai Gubernur BEM FH menuntut ketegasan Pemerintah terhadap tindakan semena - mena dari Malaysia yang selama ini telah memandang rendah RI, seperti melakukan penyiksaan terhadap TKI, dan yang tebaru, kriris di pulau Ambalat. Pendemo mendukung sikap Pemerintah untuk menyerang Malaysia. Selain itu, menurut Andri, “aksi ini adalah wujud dari sikap mahasiswa yang masih peduli terhadap isu-isu nasional dan masih mempunyai sikap nasionalisme”. Sedangkan perwakilan dari Pama FHE dengan tegas menolak sikap diplomasi jika pada akhirnya Amabalat terlepas dari NKRI.
Para mahasiswa juga menuntut agar sikap mereka ini dapat diteruskan oleh para Wakil Rakyat untuk disampaikan ke Pemerintah Pusat. Oleh sebab itu, mereka menuntut agar para anggota Dewan keluar dari ruangan sidang. Akhirnya setelah menunggu lama, para Mahasiswa diterima oleh Ahmad Jasuli (FPKS) dan Wendy Melfah (FPG) yang berjanji akan menyampaikan sikap serta tuntutan mahasiswa ini kepada pemerintah pusat.
Setelah diterima para wakil rakyat daerah, para pendemo bergerak kearah Bundaran Gajah dan memberikan selebaran kepada para pengguna jalan. Mereka mengakhiri aksi di depan Mall Kartini yang merupakan pusat keramaian di Kota Bandarlampung. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mempunyai empati terhadap apa yang terjadi di Negara ini.



Mahasiswa FH, perlu Link dan Jaringan Informasi

Oleh : Febri Kurniawan


FH Unila (15/04) Jaringan informasi atau Link sangat diperlukan oleh mahasiswa FH Unila. Hal tersebut terungkap dalam seminar tentang Etika Profesi dan Sosialisasi PERMAHI yang mengambil tempat acara di Gedung D1 FH Unila. Acara tersebut sendiri merupakan hasil kerjasama antara Persatuan Mahasiswa Hukum Indonesia (PERMAHI) dengan BEM FH Unila dan Mata Kuliah “Etika Profesi Hukum.”
Acara yang dimulai tepat pukul 13.30 Wib ini dimulai dengan sambutan dari PERMAHI, BEM FH, dan dilanjutkan dengan Tisnanta, selaku dosen pada mata kuliah Etika Profesi. Dalam sambutannya sendiri Tisnanta menekankan agar para mahasiswa yang mengambil mata kuliah Etika Profesi di semester genap ini, mampu mengetahui tentang Etika Profesi dalam berbagai kalangan penegak hukum.



BEM FH MENGGELAR GEBYAR HUKUM 2005

Oleh : Ade. W . S

FH Unila (14/3) Dalam rangka merealisasikan program kerja serta memperingati Dies Natalis Fakultas Hukum, BEM FH Unila menggelar acara “ Gebyar Semarak Hukum 2005 “ yang dilaksanakan pada tanggal 21 - 26 Maret 2005 lalu, dan bertujuan untuk mempererat silaturahmi antar civitas akademika Unila pada umumnya dan fakultas hukum pada khususnya, selain itu juga untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa, serta meningkatkan rasa sosial. Kegiatan yang pelaksanaannya diketuai oleh Heni Mariantika (FH’01), terdiri dari beberapa rangkaian acara, yaitu: Sunatan Massal, Diskusi Publik, Lomba Pidato, Debat Mahasiswa, Bazar dan Festival Musik. Namun karena minimnya Sumber daya manusia, dan keterbatasan dana, diskusi Publik gagal dilaksanakan, sedangkan lomba pidato, dan debat mahasiswa diundur sampai dengan akhir april 2005.
Puncak acara digelar Sabtu (26/3), berlangsung cukup meriah. Namun menurut Nana (bukan nama KTM), “acaranya kurang meriah gak seperti tahun kemaren, mungkin sosialisasinya kurang kali ya, tapi sudah cukup lumayan” ujar Nana yang diamini kedua temannya. Hal senada juga dikemukakan Andry “partisipasi yang kurang maksimal dari mahasiswa yang disebabkan kurang sosialisasi dari panitia, mungkin yang menyebabkan acara kurang greget seperti tahun kemaren” ujaranya. “Nasyid sebenarnya akan dihadirkan untuk lebih memeriahkan dan menghidupkan acara pekan semarak hukum 2005.” Hal inilah yang dikemukakan Andry Firmansyah (Gubernur BEMFH).
Menurut Andry, pada mulanya acara ini dirancang agar sedikit berbeda dengan konsep tahun –tahun sebelumnya, keinginannya ingin membuat gebrakan dengan mengkolaborasikan nasyid sebagai pengisi acara. Namun kurang koordinasi dan keinginannya disalah artikan oleh panitia pelaksana, akhirnya tidak bisa teraelisasi. Lain halnya menurut Endi(bukan nama KTM), acara yang diadakan ini, dirasakan kurang bermanfaat untuk meningkatkan daya intelektualitas mahasiswa dan mengganggu perkuliahan.
Edisi 7 Tahun Ke III / April 2005

0 Comments:

Post a Comment

<< Home