Wahana Ekspresi Mahasiswa Hukum

Friday, September 29, 2006

OPIUM (Opini Umum)

Secondary Application

Oleh: Ade W. Saputra
Peminat Kajian Hakekat



Salah satu potensi yang membuat manusia menjadi dua sisi (sisi baik dan sisi buruk) adalah akal. Akal yang masih berperan dengan sempurna pastinya akan menjadikan setiap perbuatan yang dilakukan akan terus dijadikan sebuah pertimbangan (dialektika), agar apa yang dikerjakan selanjutnya memuaskan hati dan perasaan tanpa ganjalan sedikitpun.bersama struk baru untuk diajukan kepada bank BNI unila. Terakhir Manusia adalah sebuah sistem yang sangat sempurna dari berbagai unsur-unsur yang ada didalamnya. Karena dari semua makhluk yang ada dimuka bumi ini manusia yang diberi potensi paling lengkap oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Dari jasad yang sempurna sampai dengan akal yang membuat manusia berinteraksi dengan alam dialektika. Dengan jasad yang komplit dan sempurna manusia bebas berbuat tanpa hambatan–hambatan yang berarti. Dengan ruh manusia diberi upaya memfungsikan jasad. Dengan hati, yang membuat manusia berperasaan. Dan potensi lain yang perannya tak kalah canggih dari yang lainnya. Tak salah memang kelak manusia dianugerahi makhluk yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk – makhluk lainnya.
Salah satu potensi yang membuat manusia menjadi dua sisi (sisi baik dan sisi buruk) adalah akal. Akal yang masih berperan dengan sempurna pastinya akan menjadikan setiap perbuatan yang dilakukan akan terus dijadikan sebuah pertimbangan (dialektika), agar apa yang dikerjakan selanjutnya memuaskan hati dan perasaan tanpa ganjalan sedikitpun. Namun bagi yang belum bisa memaksimalkan akalnya untuk berfikir dengan baik, mereka akan diperbudak oleh keadaan yang ada, yang terbentuk dari pengetahuan yang didapatkan dari sebuah lingkungan dan tidak dikelola dengan baik. Sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan fana karena kita tidak memaksimalkan daya berfikir. Descartes mengemukakan manusia ada karena manusia berfikir. Asumsinya, kalau kita tidak sedikitpun berfikir sekaligus berdialektika maka kita tak lebih dari seonggok daging yang tidak bermanfaat. Tentunya kita tidak mau disebut demikian. Muhammad, Nabinya umat muslimpun berpetuah, “hari ini lebih buruk dari hari kemarin manusia yang celaka, hari ini sama dengan hari kemarin manusia merugi, hari ini lebih baik dari hari kemarin manusia beruntung”. Untuk menjadikan kita sebagai manusia yang beruntung tentunya harus memfungsikan akal sesuai dengan kapasitas pemahaman yang ada, sambil mengevaluasi apa yang telah diperbuat sebelumnya. dan menganalisa dari apa yang telah diketahui dan yang dipahami secara jelas. Sehingga kedepannya menghasilkan luaran (output) yang bermanfaat untuk perbuatan berikutnya.
Manusia mengetahui satu hal, maka idealnya satu hal itulah yang dijadikan penguasa perbuatannya. Inilah yang saya maksudkan secondary application, yaitu perbuatan yang berawal dari satu pengetahuan yang baru diketahui tanpa mempertimbangkan pengetahuan yang lain yang belum bahkan tidak diketahui. Karena sudah terjebak dalam satu bingkai pengetahuan dan telah menjadikannya sebagai dasar berfikir, biasanya kita antipati dengan pengetahuan yang lainnya. Disinilah kita melakukan sebuah kesalahan besar. Karena sudah terlalu fanatik dengan pengetahuan awal yang membuat kita terpukau.
Kita sebagai manusia hendaknya melihat berbagai sisi yang terlihat, satu pengetahuan yang kita dapatkan hendaknya kita dapatkan secara jelas dan benar–benar objektif. Jika tidak, bersiap–siaplah menjadi seorang pecundang dimanapun kita berada. Sun Tzu beranggapan kalau kita mau memenangi semua pertempuran, syaratnya adalah tahu persis kemampuan kita, tahu persis kemampuan dari lawan, dan tahu persis medan pertempuran yang ada. Sebuah teori yang sangat rasional. Sebab apabila kita tidak mengetahui segala sesuatunya secara objektif, maka kesimpulan yang akan didapatkan akan kurang persis. Bahkan bisa sangat bertolak belakang, akibat apriori yang dahsyat. Disini dituntut kehati–hatian kita sebagai manusia berfikir. Namun jika kita mengetahui banyak hal secara jelas dan lugas, dengan terus menelaahnya secara kritis dan tidak apriori mudah–mudahan kita akan menemukan apa yang kita cari dan yang paling kita harapkan serta menjadi standar kita dalam berbuat. Yang membuat kita tak mudah taklid atau fanatik pada suatu hal yang akan membuat kita terjerumus dalam kebodohan. Inilah yang menjadikan kita manusia yang sempurna dengan menemukan sesuatu yang sesuai dengan harapan untuk berbuat secara ideal (Primary application).
Kita sebagai mahasiswa yang pembelajar tentunya akan sangat banyak input yang kita terima. Dari lingkungan (baca:pemahaman) satu ke lingkungan lainnya. Bagi yang berkeyakinan, pegang keyakinan kita dan cobalah pahami. jika tak tergali (terpahami dengan baik), cari sebuah pemahaman baru sembari membandingkan dengan pengetahuan yang anda dapatkan sebelumnya yang membuat anda tergali, kemudian cobalah terapkan dan jadikan standar dalam berbuat. Mudah–mudahan kita tidak lagi terjebak dalam secondary application, melainkan Primary Application yang kita sadari. Sesungguhnya kita telah menjadi manusia yang beruntung seperti apa yang difatwakan Muhammad SAW.
Hanya Tuhan Yang Maha Mengetahui.


Edisi 6 Tahun Ke II / Februari 2005

0 Comments:

Post a Comment

<< Home