Wahana Ekspresi Mahasiswa Hukum

Friday, September 29, 2006

Siapa Tokoh

Ahmad Adjam : 1 tahun otodidak = 3 bulan di Zoom

Oleh : Helmy

Namanya Ahmad Adjam (FH’02), cukup dipanggil Adjam saja. Lahir di Lampung tanggal 8 Mei 1984. Jadi usianya saat ini 20 tahun. Pria berperawakan tinggi semampai ini adalah Ketua Umum UKM Zoom, itu lho UKM yang menjadi “pelarian” bagi mahasiswa yang punya hobi di bidang Fotografi.
Jadi kalo ada anggapan anak Hukum hanya ngurusin KUHP dan Hukum aja itu salah besar, Adjam telah membuktikannya. Diwawancarai ketika jeda kuliah di pelataran Gedung D FH Unila, dia bertutur banyak tentang UKM yang di pimpinnya. “Zoom pada angkatan awalnya banyak menampung teman-teman Fisip Komunikasi sudah satu setengah tahun ini vakum”, tuturnya kepada WehH. Tanpa banyak basa basi ditambah keinginan yang kuat untuk membuat UKM-nya maju, Zoom berhasil dihidupkan kembali olehnya. karena itu dia dipercaya sebagai Ketua UKM Zoom periode 2004-2005.
Lalu bagaimana dapat “kecebur” untuk belajar fotografi? Bilangan positif tidak selalu berawal dari nol bisa saja bilangan positif itu berawal dari minus. Mengawali karirnya dibidang jurnalistik dengan belajar dari pengalaman sendiri, yang dimulainya dari buku selama 1 tahun dan diakui oleh dirinya semua itu sangat jauh ketinggalan dari 3 bulan pertama masuk ke Zoom, tetapi hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk terus bergelut dibidang Fotografi dan eksistensinya di Zoom. Disela sinar mentari yang menyorot tajam, Adjam tetap mengharapkan partisipasi teman-teman mahasiswa yang mempunyai minat di bidang Fotografi ,walaupaun kurang berpengalaman, untuk bergabung di UKM Zoom. “Mari kita nongkrong di Zoom, sama-sama mulai dari awal, sama-sama belajar, ngeratain skill, untuk sama-sama maju”, katanya. Jadi santai saja, kurang pengalaman tapi berminat tinggal isi formulir doank!. Zoom menampung semua aspirasi dibidang Fotografi, antara lain; Fotografi Jurnalistik, Fotografi Potret, Fotografi Fine Art, Fotografi Model.
Saat ditanya tentang visi untuk Zoom sendiri kedepannya, beliau menjawab dengan diplomatis; “ Zoom menampung minat fotografi mahasiswa Unila, Membentuk klub - klub Fotografi & Cinematografi di Sekolah-sekolah yang ada di Bandar Lampung”. Beliau mengejawantahkan visinya kedalam progja, yang antara lain; “Road to school” (Diklat fotografi) 7 sekolah SMA di Bandar Lampung, ditindak lanjuti dengan Kerjasama untuk membentuk club-club Fotografi & Cinematografi di SMA-SMA (saat ini baru di Xaverius), Lomba Fotografi Umum Tingkat Mahasiswa, Pelatihan Fotografi Tingkat Dasar & Tingkat Menengah untuk Mahasiswa. “Sehingga nantinya target apresiasi untuk dapat mengeluarkan karya tiap 2 bulannya dapat dicapai”, ujarnya. Salah satu Progja jangka pendek yang cukup menarik adalah pameran hasil jepretan rekannya yang sudah dua hari dikirim ke Aceh untuk dijadikan pameran foto manusia dimana semua anak Zoom memegang foto hasil karya rekannya dan bersedia untuk diputer-puter layaknya etalase tepat di bawah pohon beringin agar dapat dilihat khalayak ramai. Pameran akbar khusus Zoom merupakan salah satu progja jangka panjangnya.
Dengan kembali dihidupkannya mesin organisasi Zoom ini diharapkan kedepannya Zoom mampu menarik minat orang awam untuk berekspresi & berkreativitas ngeluarin hobby fotografi (Gambar) sehingga dapat disetarakan bahkan lebih diatas Teknokra (Jurnalisme), UKMBS (Seni). Selain itu dia juga termotivasi dengan romansa yang membanggakan.
Pada tahun 1998, UKM Zoom sempat menjadi Juara Foto Tingkat Nasional yang diadakan oleh majalah Foto Media. Di akhir tahun 2004 lalu, UKM Zoom sempat dipercaya untuk menjadi panitia Peksiminas dalam bidang Fotografi di Mall Kartini yang dijuarai oleh Medan sebagai juara konsep foto media terbaik. Adjam juga mengomentari; “Anak Jakarta juga bagus-bagus tapi mereka diluar tema”, ujarnya.
Waktu pun berlalu, obrolan singkat kami pun berakhir, karena adanya date line berita yang lain sedangkan beliau hendak pulang. “Ok Jam, trima kasih yah atas waktunya”, ucap kami mengakhiri pembicaraan dan kami pun berpisah di persimpangan. Namun dari hasil wawancara tersebut kami mendapatkan sebuah pengalaman yang menarik. Ternyata anak hukum itu tak selalu ngurusin masalah Hukum dan KUHP saja.
Edisi 6 Tahun Ke II / Februari 2005

0 Comments:

Post a Comment

<< Home